10.31.2014

Scanlation Komik-Komik Luar Babak Kedua

Kemarin sehabis posting tentang website bookgn saya dapat masukan nih dari seorang teman kalau ada juga website yang hampir sama dahsyatnya kayak website tadi, namanya mycomicpost. Website itu beneran kaya banget sama komik-komik yang memang nggak ada di Indonesia. Selain itu, website tersebut memberikan lebih dari 1 link untuk mengunduh scanlations mereka. hebat banget kan.

Nah ada satu lagi nih yang saya dapat dari forum kaskus. Sebenarnya saya sudah tahu sebelum saya menemukan website bookgn. Di forum itu ada kategori western comics dimana para penggunanya bisa membahas tentang berbagai macam komik barat (Eropa ataupun Amerika). Ada satu yang saya suka. Ada user bernama KlaatuB, beberapa minggu yang lalu dia berbagi link-link komik2 lawas (sepertinya dari Amerika) yang saya yakin nggak pernah masuk Indonesia. Komik-komiknya aja diterbitkan tahun 1930-1950an. One word "EPIC!!!". Saya jatuh cinta sekali sama user kaskus satu itu karena setiap kali dia berbagi link as if saya baru aja dapat harta karun. Sayang dan amat sangat disayang, internet di tempat kerja nggak begitu cepat secepat yang saya mau karena untuk halaman 1 dari thread yang dibuat KlaatuB aja saya belum selesai2 lho... Kebayang kan berapa banyak scanlation yang dia berikan di sana. Kalau anda berminat untuk mengunduhnya silakan aja kunjungi thread KlatuuB yang punya judul Klatuu's Golden Collection. Totally EPIC collection!!!!

10.30.2014

Scanlation Komik-Komik Luar Babak Pertama

Saat ini amat sangat gandrung sama komik-komik luar yang kebanyakan memang nggak ada di Indonesia. Mungkin penerbit buku di Indonesia masih kekurangan dana buat beli hak ciptanya. Terus terang nih tadinya saya menjelajah dunia maya hanya untuk cari komik Mimin yang susah banget dicari di pasaran. Kalau ada yang tahu, kasih komentar di bawah ya.

Anyway, pas saya menjelajah itu saya menemukan beberapa website ataupun blog yang memberikan link scanlation (dalam bahasa inggris) untuk banyak komik-komik luar. Di antaranya ada website bookgn yang memberikan sumber-sumber yang kaya akan komik-komik luar. Cuma ya harus jago bahasa Inggris kali ya biar bisa menikmatinya. Yang lain yang saya temukan adalah forum Spirou yang spesialisasinya menerjemahkan komik petualangan Spirou ke bahasa Inggris. Wah, saya salut sekali sama orang-orang ini. Soalnya bahasa ibunya komik petualangan Spirou kan dalam bahasa Perancis. Selain itu, adalagi website silent moon yang juga menerjemahkan komik-komik Perancis ke dalam bahasa Inggris. Nah mungkin ada di antara yang lain mau menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Jadi kita nggak susah-susah bacanya. hehehehe...

10.17.2014

Komik Eropa (The Firefighters - Para Pemadam Kebakaran)

Jadi dah beberapa hari nie kan ya iseng deh nerjemahin sama typesetting... Nah ini ada beberapa strip yang sudah saya terjemahin ke bahasa Indonesia dari komik The Firefighters alias Para Pemadam Kebakaran...











10.15.2014

Saat Pertama

Gara-gara kesibukan yang nggak jelas (sebenarnya jelas juga sih secara kita cari uang dari situ kan... hahahahahahahaha... sudah lama terbengkalai juga blog ini... niatnya mau nerusin sinopsis komik STORM tapi selalu kadung baca yang lain2... misalnya hari ini karena saya lagi sakit kepala, saya kerjaannya hari ini hanya menjelajahi dunia maya dan mengunduh komik2 yang memang saya belum punya... ketika saya sedang asik "ngobrol" sama om google, saya nemu blog yang menarik untuk saya soalnya ada komik-komik yang memang saya belum punya... kayak komik yang satu ini:


Saya unduh deh tuh komik secara emang belum pernah baca dan belum pernah ketemu juga... mungkin belum masuk ke Indonesia... Habis itu iseng deh cari2 tutorial cara nerjemahin ke bahasa Indonesia... hehehehe... setelah ngulik kanan kiri... dan 45 menit klak klik... akhirnya selesailah 1 halaman... WHAAAATTTT???!!! cuman satu halaman??? Saya sebenarnya masih belum mengerti banget tentang typeset mudah2an makin lama saya makin jago deh dengan latihan kayak gini... hehehehehehehe... dan mungkin bisa secepatnya saya bagi di sini hasilnya...

9.11.2014

Don Lawrence - Pencipta STORM




Sebelum saya melanjutkan sinopsis komik STORM nomor 1 yaitu Dunia Bawah Tanah, tiba-tiba pagi ini saya ingin membahas tentang Don Lawrence si pencipta komik itu sendiri. Setelah menjelajah dunia maya, saya menemukan website tentang Don Lawrence yang cukup lengkap. Jadi saya ingin berbagi tentang beliau dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia (website tersebut hanya menyediakan dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Belanda). Kalau mau langsung ke websitenya langsung klik di nama Don Lawrence aja.

Masa Kecil
Don Lawrence yang bernama lengkap Donald Southam Lawrence lahir pada tanggal 17 November 1928 di East Sheen, London. Don adalah anak ketiga dari Nellie dan Herbert Lawrence. Dia memiliki seorang kakak perempuan yang berusia dua tahun lebih tua bernama Pamela dan seorang kakak laki-laki yang berusia empat tahun lebih tua bernama Raymond. Jadi Don adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.

Ayahnya adalah seorang laki-laki baik hati yang bekerja sebagai juru tulis di Lloyd's of London, sedangkan ibunya adalah seorang wanita berperangai keras yang membuat hidup suami dan anak-anaknya menjadi sulit.

Don tidak memiliki masa kecil yang menyenangkan. Mereka harus pindah rumah beberapa kali dan dia tidak pernah merasa dekat dengan kakak laki-lakinya. Pada tahun 1940, Inggris sedang berperang dengan Jerman sehingga Don sekali lagi harus pindah ke St. Pauls’, sebuah sekolah negeri dimana dia menetap sampai akhir perang dan hanya pulang pada hari libur dan Natal saja.

Kehidupan Militer
Ketika Don berusia 18 tahun, dia harus melakukan wajib militer dan melaporkan diri di Dortmen. Pada tahun 1947, dia melalui pelatihan dasarnya di Bodwin, Cornwall dengan resimen infanteri yang dipimpin oleh The Duke of Cornwall. Walaupun Don memiliki kualifikasi untuk mendapatkan latihan perwira, dia menolak segala macam promosi dan memilih untuk tetap berada di pangkat prajurit biasa. Don dilatih sebagai operator alat cetak telegram di Catterick, Yorkshire dan sepertinya merasa nyaman dengan kehidupan militer selama ia tidak diganggu oleh orang lain . Tetapi, sebagai seorang yang selalu anti otoritas, dia bukanlah tipe orang yang mudah mengikuti perintah atasannya sehingga dia dipaksa untuk tetap berada di militer dengan tambahan waktu enam bulan setelah menyelesaikan wajib militernya selama 2 tahun.

Pendidikan
Setelah dia keluar dari militer, Don kembali tinggal dengan orang tuanya. Dia kembali ke dunia pendidikan tetapi dia tidak tahu harus memilih jurusan apa. Tetapi sang ayah telah membuat keputusan untuk dirinya: Don harus memasuki dunia keuangan, bidang dimana ayahnya bekerja. Satu-satunya masalah adalah Don tidak tertarik sama sekali dengan pilihan karir tersebut. Ibunya mengingatkannya kembali akan bakatnya di bidang melukis dan menyarankannya untuk masuk ke sekolah seni. Don pun tertarik, dan walaupun tidak ada sekolah seni yang kosong pada saat itu, Don menemukan sekolah yang masih menerima murid baru di London Borough Polytechnic.

Akademi ini pada umumnya menerima siswa yang baru saja selesai wajib militer. Selama dua tahun pertama, para guru mengajarkan dasar-dasar arsitektur, anatomi, komposisi dan pahatan kayu. Dua tahun pertama merupakan tahun-tahun yang menyenangkan untuk Don. Tetapi ketika dia harus mengambil jurusan khusus di tahun ketiga, sekolah menjadi hal yang semakin sulit baginya. Kehidupan menggambar adalah bidang yang sangat menarik bagi Don, tetapi dia merasa tidak mungkin akan lulus di bidang tersebut. Dia dipaksa untuk memilih antara lithography dan seni pahat kayu, jurusan yang tidak ia sukai dan tidak ia kuasai dengan baik. Tidaklah mengherankan ketika Don tidak lulus ujian di tahun keempat dan keluar dari akademi tanpa ijasah. Di tahun terakhirnya, dia bertemu Doug Marler, seorang sarjana yang telah menggambar beberapa karya seni komim strip untuk berbagai majalah. Dari saat itu, Don tahu bahwa sebenarnya hal yang dia ingin lakukan dalah hidupanya adalah: menggambar komik!

Keluarga
Ketika dia duduk di tahun ketiga sekolah seni, Don bertemu dan memiliki hubungan yang serius dengan Julia Margaret Ann Wilson. Mereka tidak memiliki banyak uang, tetapi mereka bahagia bersama-sama. Mereka menikah di tahun 1954 dan menyewa rumah di Pinner, yang sebenarnya tidak mampu mereka bayar. Pada tahun 1955, Ian Martin (Chuffy) pun lahir, diikuitu oleh Karen Frances pada tahun 1958. Setelah kelahiran putri mereka yang kedua, Philippa Jane (Pippa) pada tahun 1961, keluarga kecil tersebut pindah ke sebuah rumah besar di De Roos Road di Eastbourne, yang jaraknya masih dekat dengan keluarga yang ada do London tetapi juga dekat dengan pinggir pantai. Julia dan Don memiliki dua anak lagi yaitu Amanda Clare yang lahir di bulan Oktober tahun 1963 dan Kai Alexander yang lahir di bulan Juli tahun 1969.

Pada awal tahun 1970an, pernikahan antara Don dan Julia pun retak. Kedua pihak merasa mereka membutuhkan perubahan dalam hidup mereka, dan mereka pun memutuskan untuk bercerai. Pada tahun 1973 Don bertemu dengan Elisabeth Clunies Ross di sebuah pesta dan jatuh cinta padanya. Kejadian itu adalah awal dari hubungan asmara yang membara hingga mereka menikah pada tanggal 14 Juli 1979. Di bulan April 1984, Don menjadi seorang kakek untuk Tom, anak dari Chuffy dan Val. Tom ternyata menjadi cucu pertama dari cucu-cucu don lainnya.

Komik
Setelah Don memutuskan untuk menjadi seorang komikus, dia membeli beberapa komik barat dan menggambar ulang beberapa halaman. Dengan membawa karyanya tersebut, dia mengunjungi beberapa penerbit tetapi tidak ada yang ingin mempekerjakannya. Tetapi, seorang editor bernama (Ted) dari Holes of Amalgamated press merekomendasikan Don kepada Mick Anglo dari Studio Gower street. Lalu Don menghabiskan empat tahun berikutnya bekerja untuk Mick Anglo mengerjakan komik super-hero, ‘Marvelman’. Setelah berseteru dengan Anglo, Don kembali ke Ted Holmes yang terkejut dengan kualitas karya seninya yang meningkat. Dia pun langsung mulai bekerja dan menggambar ‘Billy the Kid’ untuk Sun Weekly. Berbagai jenis komik lainnya pun mengikuti seperti ‘Wells Fargo’, ‘Pony Express’, ‘Olac the Gladiator’ dan ‘Karl the Viking’. Di tahun 1960an, Don mulai dikenal sebagai seorang komikus dan dia diminta oleh agensinya Temple Art Agency untuk menggambar ‘The Rise and Fall of the Trigan Empire’. Periode hidupnya ini penuh dengan tenggat waktu yang ketat, kelakuan yang tidak bertanggung jawab, perselingkuhan, dan terlalu banyak minuman beralkohol. Tetapi pada tahun itu juga Don mengalami masa-masa menyenangkan dalam mengerjakan komik Trigan.

Belanda
Setelah berseteru tentang royalti untuk karya Trigan Empire, Don meninggalkan agensi Fleetway dan mulai bekerja untuk penerbit Belanda, Oberon, yang menerbitkan majalah baru bertajuk Eppo. Bersama dengan staf editorialnya (Frits van der Heide dan Martin Lodewijk) Don menciptakan komik Storm. Cerita pertama Storm ditulis oleh teman baiknya Vince Wernham, tetapi dianggap tidak terlalu berhasil. Beberapa penulis pun mencoba membuat ceritanya, sampai Martin Lodewijk mengambil alih tugas penulisan cerita secara permanen. Pada saat ini, komik tersebut memiliki judul "The Cronicles of Pandarve".

Penghargaan
Dari saat ketika Don bekerja untuk Oberon, dia merasa jika dia sedang berada di dunia lain; lingkungan dimana para editornya ramah, dapat berkomunikasi dengan baik dan menghargai pekerjaannya. Don menikmati hubungannya dengan para editor ini dan para komikus lainnya di Eppo. Persahabatannya dengan beberapa orang pun berlangsung lama hingga akhir hidupnya. Di sebuah konvensi komik, dia disambut dengan antusias yang biasanya diberikan kepada para bintang film, dan pada tahun 1982 Klub Fan Don Lawrence didirikan di Belanda. Dia memenangkan penghargaan bergengsi seperti SF Award of Michel Deligne, the Stripschappenning, Gouden Bommel and pada akhirnya di tahun 1994, dia menerima Stripschapprijs. Pada tahun 2003, Don Lawrence menerima tanda penghargaan yang paling bergengsi ketika dia diberikan gelar Kesatriaan dalam urutan kebangsawanan Belanda atau the Order of Oranje Nassau, sebuah gelar kebangsawanan Belanda.

Hanya 75 Tahun
Don tidak pernah memiliki masalah medis yang gawat hingga bulan Mei tahun 1995. Setelah operasi katarak, mata kanannya terkena infeksi. Parahnya lagi, Don akhirnya kehilangan penglihatannya secara keseluruhan. Tetapi, dia terus menggambar dan pada akhirnya belajar untuk hidup dengan kebutaannya. Operasi katarak yang kedua di tahun 1999 adalah operasi yang sukses tetapi kesehatannya mulai menurun secara bertahap. Dia menderita emphysema (pembengkakan pada paru-paru yang disebabkan masuknya udara ke pembuluh dara) dan dipaksa hidup bergantung pada obat-obatan hingga akhir hidupnya. Setelah 50 tahun, akhirnya dia memutuskan meletakkan pensilnya dan menghabiskan sisa harinya dengan mengajak anjingnya jalan, menonton televisi, mengerjakan teka teki silang dan bermain dengan cucu-cucunya. Setelah perayaan Natal yang indah di tahun 2003 Don harus masuk ke rumah sakit dekat kampung halamannya di Jevington. Di sana dia meninggal pada tanggal 29 Desember 2003 di umur 75 tahun.

Perpisahan
Don Lawrence dimakamkan pada tanggal 10 Januari 2004 di pemakaman Gereja St. Andrews di desanya tercinta di Jevington. Sanak keluarga dan teman dari seluruh penjuru dunia datang ke gereja kecil tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada pria hebat tersebut. Setelah upacara pemakanan, para penyelawat berkumpul di The Old Post Office untuk mengingat kenangan-kenangan yang menyenangkan tentang teman mereka yang telah meninggal. Hari itu merupakan acara yang istimewa dan mengharukan.
 
 


9.10.2014

Storm - Komik Lawas 1980an (Sinopsis Komik Pertama)

Hari ini saya ingin membahas tentang storm. Beberapa hari lalu, saya berhasil mengunduh komik Storm yang cukup populer dulu di Majalah Hai ataupun sebagai komik seri di tahun 1980an.

Komik Storm yang digambar oleh Don Lawrence ini bernuansa Fiksi - Ilmiah karena bercerita tentang perjalanan tokoh bernama Storm - seorang astronot Bumi di masa depan yang mengalami perjalanan waktu hingga lebih jauh ke masa depan.

"Di tahun 1976 Don Lawrence berhenti mengerjakan The Trigan Empire dan mulai bekerja untuk the Dutch Publishershouse, Oberon. Dia dibayar untuk menciptakan komik yang baru dan menjadi pusat perhatian dari majalah komik mingguan yang baru, Eppo. Sayangnya, percobaan pertama merupakan bencana dan setelah mengulang kembali, akhirnya komik tersebut sukses. STORM pun lahir!

Seri STORM terbagi menjadi dua bagian: Riwayat Dunia Bawah Tanah (The Chronicles of the Deep World) dan Riwayat Pandarve (The Chronicles of Pandarve). Walaupun Riwayat Dunia Bawah Tanah tidak memiliki struktur cerita ataupun arahan kemana cerita tersebut akan berakhir, Riwayat Pandarve, yang ditulis oleh Martin Lodewijk memiliki struktur yang sempurna untuk petualangan STORM dan Si Rambut Merah. Setelah duapuluh lima tahun, Don telah membuat gambar untuk 22 cerita dimana ia telah menunjukan semua bakat, imajinasi dan kemampuannya dalam berkarya. Dia menyelesaikan seri komik tersebut dengan kisah trilogi yang menakjubkan yang telah ia kerjakan bersama dengan Martin Lodewijk selama lebih dari sepuluh tahun. Setelah menyelesaikan karya mutakhirnya, dia mencoba menciptakan spin-off dengan asisten sebelumnya yang bernama Liam Sharp, tetapi hal tersebut tidak pernah terwujud."
Sumber: www.donlawrence.co.uk/comics/en/storm.php 


Sinopsis komik pertama Storm:

Komik ini pertama kali dicetak pada bulan April 1984. Di Indonesia komik ini pertama kali ada di majalah hai sebelum dicetak per seri.

Berikut adalah ringkasan cerita komik Storm pertama yang berjudul "Dunia Bawah Tanah":


cerita dimulai dengan keberangkatan Storm mengendarai pesawat antariksa paling mutakhir di dunia untuk mengamati sarang topan yang ada di "Bola Merah" dari stasiun luar angkasa di planet Jupiter.

Ketika Storm bergerak mendekati "Bola Merah" tersebut, para teknisi di stasiun luar angkasa Jupiter memperingatkan Storm agar tidak mengamati terlalu dekat karena "Bola Merah" tersebut adalah pusaran angin bertenaga 1000 mil/jam. Sayangnya, Storm terlambat untuk menjauhi "Bola Merah" tersebut. Pesawat yang membawa Storm tersedot ke dalam pusaran angin "Bola Merah" sehingga para teknisi dan wakil dewan badan antariksa dunia mengira Storm telah tewas karena mereka telah kehilangan kontak.

Sementara itu, pusaran angin 1000 mil/jam membuat tubuh manusia sekuat Storm sekalipun melemah sehingga ia tak sadarkan diri dan terhempas ke lantai pesawat.

Setelah pusaran angin melemah dan berhenti, Storm mulai sadar dan mencoba menghubungi stasiun luar angkasa Jupiter yang sudah tidak ada di lokasinya semula. Jadi Storm memutuskan untuk kembali ke Bumi.

Ketika Storm kembali ke Bumi, Storm melihat bahwa Bumi yang dulu ia kenal telah berubah. Dia tidak menemukan tanda-tanda adanya oksigen, ataupun kehidupan dan lautan pun telah mengering. Dia pun memutuskan untuk turun ke dasar lautan dimana ia ditangkap oleh sekumpulang manusia barbar yang berminat dengan pakaian antariksa yang ia pakai. Setelah berkelahi dengan sengit, Storm pun kalah setelah dikeroyok 3 orang. Ketika ia bangun, ia segera mengenakan pakaian primitif salah satu penyerangnya dan melanjutkan perjalanannya mengarungi dasar lautan atlantik yang telah mengering.

Sementara itu, dua orang barbar lainnya menghadap pimpinan mereka yang bernama Ghast. Ghast senang sekali akan temuan mereka tetapi dia lebih senang lagi apabila anak buahnya itu membawa Storm bersama mereka. Maka ia pun memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Storm dengan seekor Iguana raksasa. Setelah Storm tertangkap, ia pun dibawa ke kota pemukiman Ghast dimana Storm tercengang dengan kota megah yang penuh dengan bagunan bertingkat-tingkat di dasar lautan atlantik itu. Dalam perjalanannya ke hadapan Ghast, Storm melihat seorang wanita berambut merah di jendela penjara.

Di hadapan Ghast yang duduk di kursi emasnya, Storm tidak menunjukkan rasa takut. Ghast pun mengira bahwa Storm berasal dari tempat di balik tembok raksasa karena pakaian antariksa yang dikenakannya. Storm pun mengelak dan berkata bahwa dia tidak mengetahui apa pun tentang tempat di balik tembok raksasa yang mengelilingi wilayah kekuasaan Ghast. Tetapi Ghast tidak percaya jadi Ghast mengirim Storm ke penjara bersama dengan wanita berambut merah yang telah ia lihat sebelumnya.

Di ruang penjara, wanita berambut merah yang bernama Carrot pada awalnya tidak mempercayai Storm tetapi ia tetap mengajak Storm untuk kabur dari penjara tersebut dengan dibantu kawannya dari luar yang bernama Kiley - seorang pria berbadan besar dan kuat serta bersenjatakan pedang. Dalam pelarian, mereka dibantu oleh beberapa teman lainnya ketika sampai di daerah perbatasan. Di sana Storm diajak untuk masuk ke dalam air di jalan rahasia dan menyelam. Setelah menyelam dan berenang, mereka melanjutkan perjalanan dengan menaiki kereta luncur yang dikendalikan oleh listrik (energi yang tidak dikuasai oleh Ghast dan rakyatnya). Sementara itu, Ghast tetap mengejar mereka sampai ke jalan rahasia di dalam air dan melanjutkan pengejarannnya dengan menaiki dengan kereta luncur manual. Selain Ghast, Storm dan kawan-kawan juga terancam bahaya ketika ledakan yang dibuat oleh Ghast untuk mengikuti Storm membangunkan kelelawar laba-laba buas. Carrots berusaha menghindar dari serangan binatang tersebut dan akibatnya kereta luncur pun meleset dari rel kereta dan menabrak dinding terowongan. Untungnya mereka selamat. Untuk menghambat Ghast, Kiley mengorbankan dirinya untuk bertarung melawan Ghast sementara Storm dan Carrots pergi melarikan diri ke arah ruang harta. Pada awalnya Kiley berada di atas awan tetapi pada akhirnya Ghast pun membunuh Kiley dengan pedangnya sendiri.


Sementara itu, Storm dan Carrots pun berjalan menuju ruang harta dimana mereka menemukan sebuah gerbang batu. Gerbang batu tersebut merupakan pintu masuk ke sebuah gua dimana terdapat berbagai macam mesin yang tidak dikenali baik oleh Storm ataupun Carrots. Selain itu, di ujung ruangan terdapat pintu besi yang mirip dengan lift. Storm melihat bahwa ada roda aneh yang berhubungan dengan lift tersebut. Setelah mengutik roda aneh itu beberapa saat, muncullah sesosok wajah orang tua berambut putih panjang dan juga berjenggot putih. Sosok tersebut menyambut mereka ke tanah leluhurnya yaitu tanah kuno Mandroid dan membuka pintu lift yang berada di ujung ruangan.

Walaupun takut, Carrots tetap mengikuti Storm untuk memasuki lift tersebut. Namun ketika mereka hendak masuk, Ghast muncul di ruang harta dengan membawa pedang Kiley. Ghast berniat membunuh Storm dengan pedang yang ia bawa tetapi tiba-tiba ada sinar aneh yang menyinari pedang Ghast dan lenyap bersamaan dengan sinar tadi. Saat itulah Storm dan Carrots menggunakan kesempatan itu untuk lari dan masuk ke dalam lift yang membawa mereka meluncur turun ke dalam perut bumi dengan cepat. Ketika lift melambat maka pintunya pun terbuka dan di hadapan mereka terlihat pemandangan alam yang menakjubkan - sebuah samudra luas yang ada di ribuan kaki dalam perut bumi. 

Selain itu, Storm memperhatikan adanya sebuah bangunan besar pusat energi. Storm dan Carrots memasuki gerdung tersebut dan disambut oleh sosok wajah yang mereka lihat di roda aneh di ruangan harta. Pada saat yang sama Ghast rupanya telah sampai di tempat yang sama dan ia pun langsung mencoba menyerang Storm tetapi digagalkan oleh sosok laki-laki tua tadi yang mengeluarkan sinar menyakitkan dari jari telunjuknya sehingga Ghast terpental ke dinding batu dan mulai diserang tikus-tikus buas.

Laki-laki tua itu pun mengajak Storm dan Carrots kembali ke ruang mesin dan menjelaskan bahwa bangunan ini mengatur air laut yang terletak di gua bawah tanah dimana samudra disimpan. Laki-laki tua itu bercerita bahwa pada saat tembok besar dibangun mengitari planet bumi, lautan ditampung pada salah satu sisinya untuk digunakan sebagai pembangkit energi. Pada jaman itu, manusia menggali semakin dalam ke dasar samudra untuk menambang minyak dan mineral sehingga sumber alam Bumi kering. Pada suatu hari, tembok besar mengalami keretakan yang amat parah sehingga akhirnya jebol dan menyebabkan air samudra mengalir deras ke balik tembok dan menyerap ke dalam tanah. Bumi pun dilanda gempa dan angin topan. Seluruh kulit bumi bergerak hebat sehingga samudra teraduk-aduk dan pulau besar dan kecil pun tenggelam dibalik amuk gelombang samudra. Tiba-tiba air samudra melesak ke dalam bumi dan akhirnya seluruh air samudra tidak ada yang tersisa di permukaan. Lalu muncullah tumbuhan laut yang belum pernah kelihatan oleh manusia selama ini selain itu makhluk-makhluk aneh pun mulai bermunculan. 

Laki-laki tua itu pun menunjukkan kepada Storm dan Carrots mesin yang mengendalikan air samudra yang ada di dalam gua - sebuah mesin dahsyat yang dapat membuat lautan terisi kembali. Sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang menyadari bahwa Ghast sedang memperhatikan mereka dari langit-langit gua. Ghast pun melompat turun dari persembunyiannya dan menekan tombol yang mengendalikan air samudra. Storm dan Carrots tidak ada yang sempat mencegahnya dan akibatnya sungguh tak terkirakan. Air samudra mulai bergerak hidup dan mengisi ruangan gua. Storm dan Carrots kembali masuk ke dalam lift untuk pergi ke permukaan. Tetapi sebelumnya sang laki-laki tua menghukum Ghast untuk tinggal di dalam gua. Di luar, Kota Ghast pun diserbu air bah sehingga penduduknya panik dan mencari tempat yang tinggi tetapi mereka tetap tidak selamat karena permukaan air samudra naik sangat cepat sehingga tidak ada tempat yang aman. Di kejauhan terlihat sesosok tubuh pria menyerupai Ghast yang terombang-ambing oleh air samudra. 

Sementara itu, Storm dan Carrots sampai ke atas tembok besar. Laki-laki tua itu memberitahu bahwa sebentar lagi air samudra akan terus naik melebih tembok besar dan mereka harus siap-siap untuk berenang. Storm dan Carrots siap dengan keadaan tersebut tetapi mereka mengkhawatirkan tentang keadaan si laki-laki tua. Tetapi ternyata laki-laki tua tersebut hanyalah sebuah hologram yang langsung musnah lenyap seperti uap setelah memberikan sebuah rakit untuk Storm dan Carrots. Storm dan Carrots cepat meloncat ke atas rakit tepat pada saat air mencapai puncak tembok besar. Dan banjir besar itu pun membawa mereka ke petualangan berikutnya... (The End)

Hobi Membaca

Membaca itu sebenernya susah-susah gampang, dulu ketika saya masih kelas 1SD, mami saya melatih saya membaca di depan kaca meja rias yang cerminnya 3 lapis. Saya ingat betapa belajar membaca pada saat itu merupakan momok yang menakutkan karena mami saya galak luar biasa (mungkin gak sabaran ngajarinnya) sampai2 saya selalu menangis ketika tiba saatnya sesi belajar membaca (yang pada saat itu harus menunggu mami pulang kerja). Saya tidak ingat pastinya mengapa saya tiba-tiba dapat membaca. Satu hal yang saya ingat adalah pada saat itu, saya memegang buku dalam keheningan tanpa kehadiran mami saya dan tiba-tiba saja saya bisa membaca semua kata yang ada di buku yang saya pegang. Terdengarnya tragis sekali ya sesi pelajaran membaca saya. Dan mungkin kalau anak2 sekarang mengalami apa yang saya alami, mereka akan trauma dan tidak mau belajar membaca - mungkin beda mental ya... kalau saya dulu ingin cepat-cepat bisa membaca karena ingin menghindari sesi pelajaran membaca karena kalau sudah bisa baca, mami saya tidak akan memberikan sesi pelajaran membaca dan saya tidak akan menangis lagi. Kalau anak sekarang mungkin cara berpikirnya tidak "selicik" saya dulu. Saya rasa anak sekarang pasti langsung mundur 1000 langkah macam permainan "Donal Bebek" yang bunyi irama awalnya seperti ini: :Donal Bebek... Mundur 3 langkah... satu... dua... tiga..."

Saat saya bisa membaca, ternyata membuka mata saya bahwa ada banyak hal yang lebih menarik ketika kita bisa membaca dan memahaminya (Dulu, walaupun orang tua saya membelikan Donal Bebek setiap hari rabu dan Majalah Bobo setiap hari kamis, saya masih belum bisa membaca karena saya masih duduk di bangku taman kanak-kanak). Saya tidak berhenti membaca begitu saja. Semua jenis bacaan saya lahap dari kecil hingga sekarang. Menurut saya hobi membaca itu merupakan hobi yang berguna. Sampai saat ini saya pun masih selalu mengasah kemampuan saya dalam membaca dengan membaca berita setiap pagi walaupun hanya melalui internet seperti yahoo.com ataupun detik.com. Terkadang diselingi dengan baca komik atau novel di sela-sela kesibukan kerja hanya untuk menghibur diri.

Membaca itu adalah jendela ilmu pengetahuan dan tentunya melatih otak untuk selalu bekerja. Mungkin dengan begitu kita bisa terhindar dari penyakit stroke ya... hehehehehe cuma kalau membacanya sepertinya saya yang diselingi makan cemilan mungkin nggak juga... hehehehehehehehehe...